Senin, 23 Juni 2008

Mengantar Pak Tamzil-Rozak Blusukan Pasar Wonogiri

Photobucket

Berfihak ke rakyat kecil. “Persoalan mendasar di Jawa Tengah akan terjawab jika sektor usaha kecil digarap secara optimal. Jika terpilih nanti saya akan mengalokasikan anggaran besar untuk program itu. Aspek penting lain yang harus digarap serius adalah pertanian,” demikian tutur Cagub Jawa Tengah nomor urut 5, Ir HM Tamzil MT, seperti dikutip Radar Solo (14/6/2008).

Saat itu Tamzil sedang blusukan ke Pasar Kota Wonogiri (13/6). Bupati Kudus tersebut bertegur sapa dengan pedagang pasar dan kru angkuta di terminal non bus Wonogiri. Tamzil juga membeli berbagai jajanan pasar. Mulai dari sayuran, buah, tempe keripik, ayam goreng sampai es cendol.

Sebagai kader PAN Wonogiri, saya (Budi Haryono) ikut mendampingi beliau (foto) selama menjelajah lingkungan Pasar Wonogiri. Rombongan penyambut dari Wonogiri saat itu dipandegani oleh Ketua DPD PAN Kabupaten Wonogiri dan Fraksi PAN DPRD Kabupaten Wonogiri, Subandi PR, S.Pd. Ikut serta di dalamnya kader-kader PAN antara lain Abdul Karim SH, Agus, Bingah, Epi, Musalim, Riyanto, Sardi dan DPC serta DPRT Wonogiri Kota.

Kontingen Tamzil & Rozak Rais sampai di Wonogiri dengan menumpang satu bis khusus yang dikawal 2 mobil DPW PAN Jawa Tengah dan beberapa mobil kader/simpatisan PAN Wonogiri (BH).


hrc

Andrie Wongso, Kartu Ucapan dan Bangun Indonesia !

Kartu kehidupan. Anda kenal Andrie Wongso ? “Sang Motivator" adalah julukan yang sekarang disandangnya. Kalau Anda mengunjungi situsnya, Anda dapat menyimak betapa sibuknya tokoh yang tak segan-segan menyebut dirinya sebagai seseorang yang masuk kategori SDTT (sekolah dasar tidak tamat) ini, berkeliling Indonesia. Tentu saja untuk membagi kiat-kiat suksesnya !

Sebagai wirausaha yang bergerak dalam bidang kartu-kartu ucapan (greeting cards), Andrie Wongso adalah tokoh idola saya. Seperti ditulis oleh Hilda Sabri Sulistyo, anak penjual kue kelahiran Malang, 6 Desember 1954, memang sudah mengalami hidup keras sejak kecil. Anak ke dua dari tiga bersaudara ini kerap membantu orangtuanya, penjual kue di kantin sekolah SR Mandarin, Malang.

Seorang kakaknya akhirnya merantau ke Jakarta dan bekerja di pabrik sabun. Tiga tahun kemudian, 1976, Andrie juga menyusul kakaknya dan bekerja sebagai salesman pabrik sabun.

Jauh dari orangtua dan hidup penuh penderitaan diisinya dengan berlatih kungfu yang sudah ditekuni sejak kecil dan kalau malam tiba, dia mulai mencoret-coret kertas, menuliskan kata-kata mutiara untuk dirinya sendiri "Kegagalan dan kesuksesan bukan dinilai dari hasil akhirnya tapi dari proses perjuangannnya," ujarnya.


Dari kungfu ke kartu. Ketika timbul idenya untuk terjun ke bisnis kartu ucapan dengan kata-kata mutiara, Andrie tidak memiliki uang. Mantan bintang film kungfu di Taiwan ini lalu mengumpulkan uang hasil mengajar privat kungfu 16 kali seminggu sampai akhirnya bisa mewujudkan idenya dalam bentuk kartu dan membayar percetakan.

"Setelah kartu berhasil dicetak, memasarkannya ternyata sulit sekali. Hampir semua toko yang ditawari menolak untuk membeli kartu pembatas buku yang dijual seharga Rp24.000 sebanyak 240 lembar," ujarnya. Menghadapi situasi semacam itu, perang batin menyergapnya tiap hari , haruskah dia gagal dan meninggalkan usaha yang baru dirintisnya? Akhirnya, kata Andrie, ada satu toko di Lokasari, Jakarta Kota, yang mau membeli hasil produksinya itu.

Sikapnya yang berani gagal dan berbagai proses penderitaan yang dialami akhirnya membuat Andrie kini bukanlah hadir dengan sosok pengusaha saja, dia juga bisa membagikan pengalamannya untuk memotivasi orang lain lewat seminar. Bahkan dia dipercayakan untuk memompa motivasi tim bulu tangkis Indonesia ke Olympiade Sydney dan Uber Cup 2000 yang mencatat kesuksesan dan mengharumkan nama bangsa.

Pemilik percetakan kartu ucapan Harvest dan pemegang lisensi Warner Bros ini mengawali kesuksesannya dengan tekad dan motivasi diri yang kuat. Kemiskinan di masa kecil tidak membuatnya putus asa, justru mengasah mentalnya untuk tetap berusaha. Dan sekarang ia dapat membagikan pengalaman hidupnya melalui Andrie Wongso Motivation Training.

Di situsnya terpajang slogan yang semoga dapat menjadi inspirasi kita semua. “Bosan kita menderita ! Saatnya Bersama ! Bangun Indonesia !” Setuju, Mas Andrie ! (Budi Haryono).


hrc

PAN, Soetrisno Bachir dan Kewiraswastaan

Merangkul anak muda. Sekali berarti sudah itu mati. Akrabkah Anda dengan bunyi penggalan puisi terkenal karya penyair Angkatan 45, Chairil Anwar, yang akhir-akhir ini muncul dalam iklan-iklan warna satu halaman penuh di berbagai media cetak ? Atau juga tertayang di pelbagai stasiun televisi swasta ?

Itulah iklan politik dari Soetrisno Bachir, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir. Iklan-iklan itu juga ditayangkan di gedung-gedung bioskop. Sebagaimana dilaporkan oleh Pontianak Post, bahwa “ide memasang iklan politik di bioskop itu cukup brilian.”

Target pasarnya jelas: anak muda belasan sampai 30-an tahun. Merekalah pemilih potensial dalam pemilu. Sebagian besar pemilih pemula adalah swing voter yang belum menentukan memilih partai apa atau tokoh siapa dalam pemilu.

Latar belakang Soetrisno Bachir (SB) yang berasal dari keturunan keluarga wiraswasta, pantas diacungi jempol dengan ide terobosan iklan politik tersebut. PAN yang lahir dari gagasan jenial Amien Rais dkk pasca jatuhnya Orde Baru, memang pantas mendapat suntikan inovasi a la SB tersebut.

Apalagi ternyata otak di balik penggarapan iklan politik tersebut adalah Fox Indonesia di bawah pimpinan Rizal Mallarangeng. Rizal mengaku telah menandatangani kontrak dengan Soetrisno Bachir hingga April 2009. Kontrak ditandatangani dengan target meningkatkan popularitas figur ketua umum dan partai (PAN).


Menetes ke bawah. Langkah trengginas dari Soetrisno Bachir itu mengilhami saya, baik sebagai kader PAN mau pun sebagai pelaku kewirausahaan. Bahwa promosi itu penting, baik bagi kalangan pebisnis atau pun kalangan politisi.

Alangkah baiknya bila kiat-kiat Pak SB itu, dengan segala variasinya, juga ditularkan oleh DPP PAN ke seluruh jajaran di bawahnya. Mulai saat ini.

Karena terus terang, dibanding PKS misalnya, PAN di kota saya Wonogiri belum mampu menandingi kiprah PKS dalam memanfaatkan momen-momen penting untuk berpromosi. Mari kita bangkit, terus sama-sama belajar dan terus berkreasi, kawan ! (Budi Haryono).


hrc

Dimulai dari Kajen Wonogiri

Tahun 1980-an

Memenangi Lomba Kartun Jawa Tengah

Terjadi di tahun 1982

Jumat, 20 Juni 2008

H & R Cards

Wonogiri 20 Juni 2008